'/> Inilah Naskah Pidato Ihwal Cara Menangkal Amarah -->

Info Populer 2022

Inilah Naskah Pidato Ihwal Cara Menangkal Amarah

Inilah Naskah Pidato Ihwal Cara Menangkal Amarah
Inilah Naskah Pidato Ihwal Cara Menangkal Amarah
Inilah Naskah Pidato Tentang Cara Menangkal Amarah Inilah Naskah Pidato Tentang Cara Menangkal Amarah

Image source: https://teacherwritingcamp.files.wordpress.com/2019/09/poli-teknik-negeri-samarinda-1.jpg

Siapa yang dalam hidupnya tidak pernah merasa marah? Bias dipastikan bahwa setiap orang di dunia niscaya pernah mencicipi marah, ada yang mungkin menyikapinya dengan membisu ada pula yang mengungkapkan kekesalannya sepetunjuk tidak wajar. Marah sering kali menciptakan seseorang tak terkendali sehingga sanggup melaksanakan apa saja yang diinginkan. Lalu bagaimana petunjuk menangkal amarah,? Selengkapnya naskah pidato perihal petunjuk menangkal amarah.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Yang saya hormati teman-teman dan hadirin semua. Marilah kita bersama sama panjatkan puja, puji, dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam sebab atas berkah, rahmat dan hidayahnya kita semua sanggup berkumpul di sempurna yang Insya Allah mulia ini Shalawat dan salam biar tercurah limpahkan ke pada junjungan kita insan terbaik sepanjang zaman yakni besar Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya. Semoga kita semua kelak mendapatkan syafaatnya. Aamiin.

Hadirin Rahimakumullah

Sebelumnya kita pernah mempelajari apa itu murka dan bahaya-bahaya yang ditimbulkannya. Tentunya bukan hal yang tidak sulit untuk mengendalikan murka tapi agama ini memperlihatkan tuntunan apa saja hal-hal yang harus dilakukan ketika insan diliputi amarah. Diantaranya:

Yang pertama ialah melaksanakan perubahan sikap badaniah. Jika kau lagi bangun duduklah, dan jikalau dengan duduk pun amarah tidak berkurang maka cobalah untuk maka berbaringlah. Hal ini sesuai dengan hadits rasul dimana Rasulullah Saw. Bersabda, Apabila salah seorang diantara kau terentak amarah, dan dikala itu ia lagi berdiri, maka duduklah. Jika amarahnya hilang dengan petunjuk duduk, maka cukuplah. Namun jikalau tidak, berbaringlah. (HR. Abu Daud)

Yang selanjutnya, hal yang sanggup dilakukan untuk menangkal amarah ialah dengan mengambil air wudhu. Rasulullah Saw. Bersabda, Sesungguhnya murka itu dari setan lagikan setan terbuat dari api, dan api akan padam jikalau di siram dengan air. Maka apabila salah seorang diantara kau marah, berwudhulah. (HR. Abu Daud)

Apabila berwudhu telah dilakukan, maka ada baiknya untuk menundukan kepala dan mengusahakan kekhusyuan hati, bertawakal kepada Allah dan meminta perlindungan-Nya dari semua kejahatan setan yang menyulut api kemarahan di dalam dada.

Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Dzar Al-Ghifari, ia berkata, Suatu ketika ada dua orang yang saling memaki di hadapan Rasulullah Saw. Dan kami pun berada di dekatnya. Tatkala salah seorang lagi memarahi yang lain dengan wajahnya yang memerah, Rasulullah Saw. Bersabda, Sesungguhnya saya menguasai suatu kalimat yang jikalau ia mengucapkannya akan hilang rasa amarahnya, yakni mengucapkan, Aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Hadirin Rahimakumullah

Untuk menangkal amarah, kita sanggup berdoa dengan mencontoh doa yang diajarkan Rasulullah kepada Aisyah sewaktu dilanda amarah. Ya Allah ampunilah dosaku, hilangkanlah amarah di hatiku dan selamatkanlah diriku dari kejahatan setan. (HR. Ibnu Sina)

Agar lebih lengkap, kita sanggup melaksanakan beberapa hal lagi dalam menangkal amarah seperti; 1) menghindari semua perbuatan yang bias menjadikan amarah baik bagi diri sendiri maupun kepada orang lain; 2) menyadari dengan benar akhir dan keburukan yang ditimbulkan apabila mengumbar hawa nafsu amarah; dan 3) berlatih dengan sungguh-sungguh untuk bias bertutur kata sopan, bersikap bijak, berperilaku santun, menghormati sesama, tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, mencar ilmu berprasangka baik dan berpikiran positif, berlapang dada dalam mendapatkan kritik dan saran, menjauhi sifat ujub dan riya, dsb.

Saudaraku, Barang kali demikianlah yang sanggup saya sampaikan, sungguh yang memberikan tidak lebih baik dari yang mendengarkan. Akhir kata biar bermanfaat dan mohon maaf terhadap setiap kesalahan dan kekurangan ketika penceramahan ini berlangsung.

Billahi Taufik Wal Hidayah Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Advertisement

Iklan Sidebar